Kritik Arsitektur
1.1 Materi Kritik Normatif
Kritik
arsitektur merupakan tanggapan dari hasil sebuah pengamatan terhadap suatu
karya arsitektur. Disitu orang merekam dengan berbagai indra kelimanya kemudian
mengamati,memahami dengan penuh kesadaran dan menyimpannya dalam memori dan
untuk ditindaklanjuti dengan ucapan dalam bentuk pernyataan,ungkapan dan
penggambaran dari benda yang diamatinya. Metode-metode kritik dalam arsitektur
dikelompokan menjadi :
1. Kritik
Normatif (Normative Criticism)
Hakikat
kritik normatif ialah
•
Adanya keyakinan
(conviction) bahwa di lingkungan dunia manapun, bangunan dan wilayah perkotaan
selalu dibangun melalui suatu model, pola, standard atau sandaran sebagai
sebuah prinsip.
•
Dan melalui ini
kualitas dan kesuksesan sebuah lingkungan binaan dapat dinilai.
•
Norma bisa jadi
berupa standar yang bersifat fisik, tetapi adakalanya juga bersifat kualitatif dan tidak dapat dikuantifikasikan.
•
Norma juga berupa
sesuatu yang tidak konkrit dan bersifat umum dan hampir tidak ada kaitannya
dengan bangunan sebagai sebuah benda konstruksi
Hakikatnya
kritik ini adanya keyakinan bahwa di
lingkungan dunia manapun bangunan dan wilayah perkotaan selalu dibangun
melalui suatu model, pola, sandaran sebagai sebuah prinsip. Norma juga berupa
suatu yang tidak konkrit dan bersifat umum dan hampir tidak ada kaitannya
dengan bangunan sebagai sebuah benda konstruksi. Kritik Normatif dibagi dalam
beberapa metode, yaitu : Kritik Doktrinal (Doctrinal Criticsm) Norma yang
bersifat general, pernyataan yang tak terukur. Kritik Terukur (Measured
Criticsm) Sekumpulan dugaan yang mampu mendefinisikan bangunan dengan baik
secara kuantitatif. Kritik Tipical (Typical Criticism) Norma yang didasarkan
pada model yang digeneralisasi untuk satu katagori bangunan yang spesifik. Kritik
Sistematik (Systematic Criticism) Norma penyusunan elemen-elemen yang saling
berkaitan untuk satu tujuan.
1.1.1 Studi Kasus Materi Kritik Normatif
Gramedia
Karawang
1.
Segi
Struktur
Kesan pertama yang ditampilkan
oleh Gramedia ini terpancar dari jenis bahan yang digunakan. Semua bahan
bangunan secara keseluruhan didominasi oleh beton dan kaca, sehingga unsur
modern memang sangat sesuai bila dikaitkan pada bangunan ini. Secara struktur,
Gramedia ini menggunakan struktur kolom dan balok beton yang tidak hanya
memancarkan kesan kokoh, tapi di sisi lain memancarkan kesan unik pada bentukan
kolom yang di buat pada bagian depan bangunan. Ini akan terlihat dan baik
karena bangunan komersil harus mampu menarik minat pengunjung.
1. Segi Fungsi
Salah
satu fungsi Gramedia secara umum adalah toko buku, dan peralatan bekerja atau
sekolah, yang ditunjang kenyamanan bagi pengunjung yang membutuhkan. Ruang rak
buku yang memamerkan buku – buku serta alat tulis merupakan ruangan utama yang
ada pada bangunan gramedia Karawang. Ruang rak buku pada bangunan terletak pada
lantai satu bangunan. Ruang di setiap lantai ini difungsikan sebagai penujang
sarana mencari ide dan insfirasi atau membaca buku. Secara fungsi ruang,
bangunan ini bisa membuat sirkulasi pengunjung lebih teratur dan lebih terarah.
Namun disisi lain, fungsi ruang tersebut bisa menjadi bumerang, karena sangat
sulit bila menyesuaikan dengan budaya dan perilaku keseharian orang indonesia,
yang ingin segalanya singkat, akan ada beberapa retail tidak efektif di
kunjungi pada lantai dasar gramedia yang di fungsikan sebangai penunjang untuk
membaca buku, seperti coffe shop tempat makan. Dari segi fungsi gramedia telah
baik dalam menerapkan fungsinya pada bangunan, dapat terlihat dari penataan
ruang pada bangunan.
1. Segi Bentuk
Bentuk
bangunan gramedia karawang pada dasarnya merupakan bentukan modern kotak hanya
saja di modifikasi sehingga bentukan menjadi bangunan dekonstruksi. Banyak
bagian yang di buat terlihat ekstrim pada fasad sehinggga menarik pengunjung
untuk mendatangi atau hanya sekedar menoleh saat melewati bangunan.
Bentuk ini merupakan jawaban bahwa sesungguhnya bangunan toko buku tidaklah
harus formal dan biasa, terutama dari segi bentuk. Tapi, bentuk bangunan itu
bisa dimodifikasi menjadi lebih baik, namun juga harus mampu menaungi fungsi di
dalamnya. Singkatnya, sebuah bangunan meskipun memiliki bentuk yang nilai
estetikanya bagus, juga harus mampu menaungi fungsi yang terjadi di dalamnya.
Bentukan pada gramedia sudah baik inovasi ini akan semakin membuat orang
tertarik mendatangi.
1.2 Materi Kritik Deskriptiif
Bersifat tidak menilai, tidak
menafsirkan, atau semata-mata membantu orang melihat apa yang sesungguhnya ada.
Kritik ini berusaha mencirikan fakta-fakta yang menyangkut sesuatu lingkungan
tertentu. Dibanding metode kritik lain kritik deskriptif tampak lebih nyata
(factual).
·
Deskriptif mencatat fakta-fakta
pengalaman seseorang terhadap bangunan atau kota.
·
Lebih bertujuan pada kenyataan
bahwa jika kita tahu apa yang sesungguhnya suatu kejadian dan proses
kejadiannya maka kita dapat lebih memahami makna bangunan.
·
Lebih dipahami sebagai sebuah landasan
untuk memahami bangunan melalui berbagai unsur bentuk yang ditampilkannya.
·
Tidak dipandang sebagai bentuk to judge
atau to interprete. Tetapi sekadar metode untuk melihat bangunan sebagaimana
apa adanya dan apa yang terjadi di dalamnya.
Metode
1. Depictive
Criticism (Gambaran bangunan)
·
Static (Secara Grafis)
·
Dynamic (Secara Verbal)
·
Process (Secara Prosedural)
2. Biographical
Criticism (Riwayat Hidup)
3. Contextual
Criticism ( Persitiwa)
Kelebihan Kritik Deskriptif :
Dengan kritik deskriptif kita
bisa mengetahui suatu karya hingga ke seluk beluknya. Metode dari deskriptif
ini dapat di kritisi secara induktif, dari hal yang umum ke khusus ataupun
deduktif dari hal yang khusus ke umum. Metode kritik ini tidak bertujuan untuk
pengembangan karya selanjutnya seperti metode impresionis yang menggunakan
hasil kritik untuk karya selanjutnya.
Kekurangan
Kritik Deskriptif :
Hanya
menjelaskan secara singkat tentang isi, proses, dan pencipta sebuah karya.
1.2.1 Studi Kasus Materi Deskriptif
Gramedia
Karawang
Karawang
kini telah menjadi daya tarik para pemodal baik lokal maupun internasional. Dan
salah satu perusahaan yang berandil besar dalam derap langkah kemajuan Karawang
adalah PT Galuh Citarum. Perusahaan pengembang ini menjadi pelopor pengembangan
Karawang sehingga para investor berduyun-duyun datang ke Karawang. Galuh Mas kian menarik dengan hadirnya toko buku terbesar di Indonesia,
Gramedia. PT Gramedia Asri Media meresmikan gerai terbaru di Kota Karawang pada
Sabtu (15/10/2016). Gramedia yang berlokasi di Kavling Komersil Blok V Jalan
Galuh Mas Raya Teluk Jambe, Karawang, tepatnya di samping Mall Festive Walk ini
mengusung transformasi terbaru. Konsep dan suasana yang nyaman, playful adventurous,
serta memorable mengisi atmosfer toko ketika pengunjung hadir.
“Gramedia
sebagai perusahaan yang bergerak di bidang retail ini berusaha
untuk tetap relevan dengan perubahan gaya hidup masyarakat. Untuk menjawab
tantangan itu, Gramedia terus berbenah diri demi kepuasan pelanggan dan turut
serta dalam upaya mencerdaskan masyarakat Indonesia. Kini Gramedia hadir di
Karawang untuk memberikan solusi atas kebutuhan ide, inovasi dan inspirasi
masyarakat Kota Karawang.” kata Operational Director PT
Gramedia Asri Media, V. Sugiarto, pada saat memberikan sambutan.
1.3
Materi Kritik Interpretatif
Kritik
Interpretif (Interpretive Criticism) yang berarti adalah sebuah kritik yang menafsirkan
namun tidak menilai secara judgemental, Kritikus pada jenis ini dipandang
sebagai pengamat yang professional. Bentuk kritik cenderung subyektif dan
bersifat mempengaruhi pandangan orang lain agar sejalan dengan pandangan
kritikus tersebut. Dalam penyajiannya menampilkan sesuatu yang baru atau
memandang sesuatu bangunan dari sudut pandang lain.
3 meotde kritik interpretatif :
A. Kritik Evokatif (Evocative)
(Kritik yang membangkitkan rasa)
B. Kritik Advokatif (Advocatory)
(Kritik yang membela, memposisikan diri seolah-olah kita adalah arsitek
tersebut.)
C. Kritik Impresionis
(Imppressionis Criticism) (Kritik dipakai sebagai alat untuk melahirkan karya
seni baru).
Kritik ini menggunakan karya seni
atau bangunan sebagai dasar bagi pembentukan karya seninya.
1.3.1
Materi Kritik Interpretatif
Kesan
pertama yang ditampilkan oleh gramdeia ini terpancar dari jenis bahan yang
digunakan. Orang akan terkagum – kagum menyanjung fasad gramedia. semua bahan
bangunan secara keseluruhan didominasi perpaduan bahan beton dan kaca, sehingga unsur modern memang
sangat sesuai bila dikaitkan pada bangunan. Secara struktur, Gramedia ini
menggunakan struktur kolom dan balok beton yang tidak hanya memancarkan kesan
kokoh, tapi di sisi lain memancarkan kesan unik pada bentukan kolom yang di
buat pada bagian depan bangunan. Ini akan terlihat dan baik karena bangunan
komersil harus mampu menarik minat pengunjung.
Secara
fungsi ruang, bangunan ini bisa membuat sirkulasi pengunjung lebih teratur dan
lebih terarah. Namun disisi lain, fungsi ruang tersebut bisa menjadi bumerang,
karena sangat sulit bila menyesuaikan dengan budaya dan perilaku keseharian
orang indonesia, yang ingin segalanya singkat, akan ada beberapa retail tidak
efektif di kunjungi pada lantai dasar gramedia yang di fungsikan sebangai
penunjang untuk membaca buku, seperti coffe shop tempat makan. Dari segi fungsi
gramedia telah baik dalam menerapkan fungsinya pada bangunan, dapat terlihat
dari penataan ruang pada bangunan. Bentuk
bangunan gramedia karawang pada dasarnya merupakan bentukan modern kotak hanya
saja di modifikasi sehingga bentukan menjadi bangunan dekonstruksi. Banyak
bagian yang di buat terlihat ekstrim pada fasad sehinggga menarik pengunjung
untuk mendatangi atau hanya sekedar menoleh saat melewati bangunan.
Bentuk ini merupakan jawaban bahwa sesungguhnya bangunan toko buku tidaklah
harus formal dan biasa, terutama dari segi bentuk. Tapi, bentuk bangunan itu
bisa dimodifikasi menjadi lebih baik, namun juga harus mampu menaungi fungsi di
dalamnya. Singkatnya, sebuah bangunan meskipun memiliki bentuk yang nilai
estetikanya bagus, juga harus mampu menaungi fungsi yang terjadi di dalamnya.
Bentukan pada gramedia sudah baik inovasi ini akan semakin membuat orang
tertarik mendatangi.
1.4 Kesimpulan Penulis
Secara keseluruhan, bangunan ini
menurut saya memang sangat baik, terutama dalam segi struktur maupun
estetikanya. Gramedia Karawang memang layak menyandang predikat toko buku
modern. Ditambah lagi, pemanfaatannya oleh masyarakat yang baik terhadap
bangunan ini sehingga bangunan ini tidak hanya 'sekedar jadi' saja tapi
betul-betul memenuhi fungsinya secara keseluruhan. Karena pemanfaatannya yang
baik menjawab bahwa toko buku di karawang dibutuhkan.
(Kritik arsitektur ini ditulis berdasarkan pengalaman dan pengamatan
penulis pada Januari 2017)
Daftar Putaka :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar