1.Lingkungan
alami
Ligkungan alami merupakan lingkungan
yang telah ada dan merupakan ciptaan Tuhan tanpa adanya campur tangan ulah
manusia atau terbentuk sudah ada secara alami. Pada dasarnya, lingkungan yang
alami ini dibagi menjadi dua yaitu lingkungan daratan dan perairan. Daratan
adalah bagian dari permukaan bumi yang secara tetap tidak tertutup oleh air
laut. Secara umum istilah yang banyak digunakan adalah darat daripada daratan
karena daratan lebih difokuskan pada batasan geografis. Sebenarnya, bagian
permukaan bumi yang tertutup oleh air seperti rawa, sungai dan danau juga
menjadi bagian dari daratan, namun secara umum mereka tidak disebut sebagai
darat. Selain itu, daratan menjadi tempat hidup bagi sebagian besar mahkluk
hidup baik itu tumbuhan, sebagian besar hewan, dan manusia yang bergantung baik
secara langsung maupun secara tidak langsung dari daratan. Lingkungan darat
juga masih dibagi lagi menjadi beberapa kelompok yaitu dataran rendah, dataran
tinggi, pantai, pegunungan, dan gunung.
- · Dataran Rendah
Dataran
rendah merupakan hamparan tanah yang luas dengan tingkat ketinggian antara 0
sampai 500 meter di atas permukaan laut. Suhu udara di daerah dataran rendah,
terutama untuk wilayah di Indonesia sekitar 23 derajat Celsius hingga 28
derajat Celsius sepanjang tahunnya sehingga udara di dataran rendah memang
cenderung cukup panas. Namun, di daerah dataran rendah inilah yang sebagian
besar manusia dijadikan sebagai tempat tempat tinggal dan bermata pencaharian.
Umumnya, dataran rendah digunakan untuk persawahan dan perkantoran.
- · Dataran Tinggi
Ini
merupakan daerah yang mempunyai ketinggian lebih dari 500 m di atas permukaan
air laut. Dataran tinggi atau plateau terbentuk sebagai hasil sedimentasi dan
hasil erosi. Dataran tinggi memiliki suhu udara yang lebih dingin daripada
dataran rendah sehingga daerah ini sangat cocok untuk perkebunan. Contoh
dataran tinggi misalnya adalah dataran tinggi Dieng, Dataran Tinggi Gayo,
Dataran Tinggi Tibet, dan masih banyak lagi.
- · Pantai
Pantai
merupakan bentuk geografis yang terdiri atas pasir. Pantai terdapat di daerah
pesisir laut. Pada dasarnya, pantai merupakan batas antara perairan laut dan
daratan. Berdasarkan koreksi PBB pada tahun 2008, Indonesia menjadi negara
dengan pantai terpanjang yang keempat di dunia setelah AS, Kanada, dan Rusia.
- · Pegunungan
Pegunungan
merupakan bentang lama dan terjadi akibat dari proses struktural. Contohnya
adalah Pegunungan Selatan yang merupakan pegunungan dari hasil proses
pengangkatan mulai dari Akhir Tersier atau awal Kuarter.
·
Gunung
Gunung
merupakan tanah perbukitan tinggi dan besar jika dibandingkan dengan daerah di
sekitarnya. Menurut Van Zuidam, gunung adalah dataran dengan ketinggian antara
500 sampai 1000 meter di atas permukaan laut. Contohnya adalah Gunung Merapi,
Gunung Bromo, Gunung Merbabu, dll.
Lingkungan
alam yang berlawanan dengan daratan adalah perairan. Lingkungan alam yang
berupa perairan adalah sungai, danau, rawa, dan laut.
- · Sungai
Sungai merupakan lingkungan alam
berupa aliran air yang panjang dan besar dari pegunungan. Contoh sungai di
antaranya adalah Sungai Musi, Sungai Mahakam, Sungai Kapuas, dll.
- · Danau
Danau adalah lingkungan alam dengan
genangan air sangat luas dan dikelilingi daratan. Contohnya adalah Danau Toba,
Danau Kelimutu, dll.
- · Rawa
Rawa merupakan daratan yang dikeliling
air dan banyak tumbuhannya. Tumbuhan yang biasa hidup di daerah rawa-rawa adalah
pohon bakau atau mangrove.
- · Lautan
Laut merupakan kumpulan air asin yang sangat
luas. Air laut terdiri dari campuran air murni dan material lainnya seperi
gas-gas terlarut, bahan organik, garam, dan partikel tak terlarut lainnya.
2.Kota dan Desa
Contoh :
- Kota lama Semarang
Sebuah
kompleks bangunan kuno yang dahulunya merupakan pusat kota pada zaman kolonial
Belanda terdapat di Semarang. Kompleks bangunan itu pun terkenal dengan sebutan
Kota Lama Semarang. Kawasan Kota Lama sebenarnya merupakan pusat kota Semarang
yang asli, dimana tampak berbagai bangunan pemerintahan dan sejumlah bangunan
pendukung lain sebagai unsur kawasan pusat kota dengan gaya arsitektur Belanda.
Kota Lama sebagai salah satu aset yang dimiliki Kota Semarang beserta sejumlah
bangunan bernilai sejarah yang tinggi tersebut, menuntut penanganan secara
serius pihak Pemerintah Kota Semarang. Hal tersebut mutlak diperlukan sebagai
upaya pelestarian terhadap nilai sejarah Kota Semarang mengingat Kota Lama
merupakan salah satu dari sejumlah kawasan yang dapat meningkatkan pendapatan
derah khususnya dari kedatangan wisatawan. Kota Lama sebagai sesuatu yang
berdiri di tengah perubahan yang terus berlangsung, tentu saja tidak bisa
terhindar dari tumbuhnya banguan baru di kawasannya. Oleh karena itu Pemerintah
Kota Semarang perlu melakukan konservasi terhadap Kota Lama, sehingga dapat
menjaga nilai arsitektural bangunan kuno yang terdapat didalamnya.
-Desa Desa Sagkaragung
Desa sagkaragung terletak di Kecamatan
Negara kurang lebih 5 Km kearah timur kota Negara. Di Desa Sangkaragung
terdapat pusat kesenian khas Jembrana yaitu " Jegog ". Desa
Sangkaragung terkenal didunia dengan kesenian Jegognya terutama di Jepang.
Jegog Sangkaragung tampil di Jepang setiap tahunnya lebih dari tiga kali.
Sedangkan didesa Sangkaragung sendiri Jegog dipentaskan untuk wisatawan setiap
hari Minggu dan Kamis di Sanggar Jegog Suar Agung. Wsatawan dapat belajar
memainkan (menabuh) jegog di sanggar ini.
3.Garis
Cakrawala dan Koridor Pandang
4.Kawasan
Jenis Kawasan Pelestarian menurut
Bentuknya :
- Hutan Lindung
Kawasan
hutan yang dilindungi agar lahannya tidak tererosi dan tata airnya tetap
terjaga. Contoh: H.L. Gunung Gede Pangrango.
- Suaka Margasatwa
Kawasan
suaka alam untuk melestarikan keanekaragaman dan keunikan jenis satwa di dalamnya.
Contoh: S.M. Muara Angke.
- Cagar Alam
Kawasan
pelestarian alam yang melindungi hewan dan tumbuhan tertentu di dalamnya agar
tidak punah. Contoh: C.A. Way Kambas.
- Taman Nasional
Kawasan
pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli dan dimanfaatkan untuk
pengembangan ilmu pengetahuan dan rekreasi. Contoh: T.N. Ujung Kulon.
- Taman Laut
Kawasan
berupa cagar alam, suaka margasatwa, atau taman wisata yang berada di laut.
Contoh: T.L. Bunaken.
- Hutan Wisata
Kawasan
pelestarian alam yang dimanfaatkan untuk pariwisata atau rekreasi. Contoh: H.W.
Pangandaran.
- Kebun Raya
Kawasan pelestarian alam yang
melindungi tumbuhan endemik maupun tumbuhan dari daerah lain untuk keperluan
pengembangan ilmu pengetahuan dan rekreasi. Contoh: K.R. Bogor.
5.Wajah
Jalan
- Jalan Dago
Dago
Bandung merupakan centernya tempat wisata di Bandung, kawasan ter-up-to-date
ini selalu menjadi trend dan yang pertama dalam kemunculan fashion atau mode –
mode terbaru di Indonesia. Bukan hanya saat ini saja, daerah ini disenangi dan
banyak dikunjungi para wisatawan, namun sejak zaman kolonial Belanda lalu,
kawasan Dago telah menjadi favoritnya para orang Belanda, sehingga tak heran
bila masih banyak bangunan – bangunan Belanda yang sampai sekarang masih ada.
Termasuk juga dengan keberadaan Goa Belanda yang terdapat di Taman Hutan Raya
Juanda. Setiap menjelang week – end kawasan ini selalu di padati para
pengunjung yang sekedar ingin berjalan – jalan, hanging out bersama kawan, juga
tentunya belanja, karena hampir di sepanjang jalan Dago ini terdapat beragam
Factory Outlet yang sayang sekali untuk dilewatkan. Dijalan dago ini bangunan
baru dan lama hidup harmonis berdampingan.
6.Bangunan
-Museum Bank Mandiri
Nama
lama bangunan adalah Gedung Nederlandsche Handel-Maatschappij (NHM), alamat Jl.
Lapangan Stasiun No. 1, Jakarta Barat 11110, Pemilik Aset adalah PT. Bank
Mandiri. Gedung ini mulai dibangun tahun 1929 dengan luas area 10.039 m2 dan
pada tanggal 14 Januari 1933 dibuka secara resmi Oleh C.J Karel Van Aalst,
Presiden NHM ke-10. Pada awalnya adalah gedung Nederlandsche
Handel-Maatschappij (NHM) atau Factorji Batavia yang merupakan perusahaan
dagang milik Belanda yang kemudian berkembang menjadi perusahaan di bidang
perbankan. Lalu dengan lahirnya Bank Mandiri tanggal 2 Oktober 1998 dan bergabungnya
empat bank pemerintah : Bank Ekspor Impor Indonesia (Bank Exim), Bank Dagang
Negara (BDN), Bank Bumi Daya (BBD), dan Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) ke
dalam Bank Mandiri, maka gedung warisan sejarah ini pun beralih menjadi salah
satu aset Bank Mandiri. Berdasarkan SK Gurbernur DKI Jakarta No.475 tahun 1993
bangunan ini merupakan salah satu bagian dari cagar budaya Kota Tua di Jakarta.
Dan Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Dinas Kebudayaan dan Permuseuman
Propinsi DKI Jakarta No. 237 tahun 2005, tanggal 19 Desember 2005 Gedung Museum
Bank Mandiri mendapatkan penghargaan ”Sadar Pelestarian Bangunan Cagar Budaya
tahun 2005” di wilayah DKI Jakarta.
- Lawang Sewu, Semarang
Lawang
Sewu merupakan sebuah gedung di Semarang, Jawa Tengah yang merupakan kantor
dari Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij atau NIS. Dibangun pada tahun
1904 dan selesai pada tahun 1907. Terletak di bundaran Tugu Muda yang dahulu
disebut Wilhelminaplein. Masyarakat setempat menyebutnya Lawang Sewu (Seribu
Pintu) dikarenakan bangunan tersebut memiliki pintu yang sangat banyak.
Kenyataannya, pintu yang ada tidak sampai seribu. Bangunan ini memiliki banyak
jendela yang tinggi dan lebar, sehingga masyarakat sering menganggapnya sebagai
pintu (lawang). Bangunan kuno dan megah berlantai dua ini setelah kemerdekaan
dipakai sebagai kantor Djawatan Kereta Api Repoeblik Indonesia (DKARI) atau
sekarang PT Kereta Api Indonesia. Selain itu pernah dipakai sebagai Kantor
Badan Prasarana Komando Daerah Militer (Kodam IV/Diponegoro) dan Kantor Wilayah
(Kanwil) Kementrian Perhubungan Jawa Tengah. Pada masa perjuangan gedung ini
memiliki catatan sejarah tersendiri yaitu ketika berlangsung peristiwa
Pertempuran lima hari di Semarang (14 Oktober - 19 Oktober 1945). Gedung tua
ini menjadi lokasi pertempuran yang hebat antara pemuda AMKA atau Angkatan Muda
Kereta Api melawan Kempetai dan Kidobutai, Jepang. Maka dari itu Pemerintah
Kota Semarang dengan Surat Keputusan Wali Kota Nomor. 650/50/1992, memasukan
Lawang Sewu sebagai salah satu dari 102 bangunan kuno atau bersejarah di Kota Semarang
yang patut dilindungi. Saat ini bangunan tua tersebut telah mengalami tahap
konservasi dan revitalisasi yang dilakukan oleh Unit Pelestarian benda dan
bangunan bersejarah PT Kereta Api Persero.
6.Benda
dan Penggalan
- Perkakas batu obsidian, di daerah
Pakar (Dago Atas)
- Pecahan keramik-tembikar
- Gerabah jaman purba
-cetakan tanah liat (terracotta) untuk
mengecor kapak dan ujung tombak dari perunggu (bronzen gietvormen).
Temuan perkakas dan benda-benda purba
tersebut, sempat menarik minat penelitian para ahli, seperti -- Antropolog Dr.
G.H.R. Von Koengswald (1935), geolog Dr. Van Bemmelen (1949) dan Dr. W.
Rothpletz (1984). Dampak dari penemuan arkeologis yang sangat fantastis di
perbukitan Dago tersebut, maka “Komite Bagi Perlindungan Alam Bandung” telah
menentukan lahan miliknya menjadi “Soenda Openlucht Museum” (Museum Alam
Terbuka Sunda).
Referensi :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar