Rabu, 07 Juni 2017

Peninjauan Koservasi Museum Fatahillah

Latar Belakang


           Museum Fatahillah merupakan aset wisata sejarah di Jakarta. Nama Museum Fatahillah diambil dari nama taman dihalamanDaya tarik Museum fatahillah yaitu mempunyai keistimewaan koleksi keanekaragaman benda-benda bersejarah, seperti benda-benda arkeologi masa Hindu, Buddha, hingga Islam, benda-benda budaya peninggalan masyarakat Betawi, aneka mebel antik mulai abad ke-18 bergaya Cina, Eropa, dan Indonesia, gerabah, keramik, dan prasasti. Koleksi benda-benda tersebut dipamerkan diberbagai ruang Museum Fatahillah Jakarta. Potensi Museum Fatahillah yaitu sebagai obyek wisata adalah sisi perkembangan Kota Jakarta kuno hingga modern ini. Di kawasan ini terlihat adanya sungai sebagai poros kota, benteng,kawasan Pecinan, perdagangan, pusat pemerintahan, dan permukiman. Membawa wisatawan mengembara mengenang dan melihat bagaimana Jakarta berkembang tentu amat menarik.

Rumusan Masalah
  • Bagaimana sejarah museum Fatahillah Jakarta?
  • Bagaimana tindakan konservasi yang akan dan yang sudah dilakukan?
Tujuan Penulisan
  • Untuk mengetahui sejarah museum Fatahilah Jakarta
  • Untuk mengetahui tindakan konservasi yang akan dan yang sudah dilakukan untuk museum Fatahillah
Pembahasan

Sejarah Museum Fatahillah 


Staadhuis itulah nama semula gedung Museum Sejarah Jakarta yang berada dijalan Taman Fatahillah Nomor 1 JakartaBarat. Luas areal seluruhnya 13.588 m2, dan bangunan yang berada diatasnya tersebut, dilindungi oleh Pemerintah Pusat maupu Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta.


Museum Sejarah Jakarta yang terletak di Jalan Taman Fatahillah No.1, Jakarta Barat ini adalah sebuah lembaga museum yang memiliki sejarah yang cukup panjang. Pada tahun 1919, dalam rangka 300 tahun berdirinya kota Batavia, warga kota Batavia khususnya Belanda mulai tertarik dengan sejarah kota Batavia. Pada tahun 1930 didirikanlah sebuah yayasan yang bernama Oud Batavia (Batavia Lama) yang bertujuan untuk mengumpulkan segala ihwal tentang sejarah kota Batavia. Tahun 1936, Museum Oud Batavia diresmikan oleh Gubernur Jenderal Tjarda van Starkenborgh Stachouwer (1936-1942), dan dibuka untuk umum pada tahun 1939.

Tahun 1936, Museum Oud Batavia diresmikan oleh Gubernur Jenderal Tjarda van Starkenborgh Stachouwer (1936-1942), dan dibuka untuk umum pada tahun 1939. Setelah itu pada tahun 1968 gedung ini diserahkan kepada Pemda DKI Jakarta dan kemudian dijadikan sebagai Museum pada tahun 1974. Terbentuk menjadi dua lantai dengan ruang bawah tanah ini, berisikan banyak peninggalan bersejarah yaitu:

Lantai Bawah

Berisikan peninggalan VOC seperti patung, keramik-keramik barang kerajinan seperti prasasti, gerabah, dan penemuan batuan yang ditemukan para arkeolog. Terdapat pula peninggalan kerajinan asli Betawi (Batavia) seperti dapur khas Betawi tempo dulu.

Lantai Dua

       Terdapat perabotan peninggalan para bangsa Belanda mulai dari tempat tidur dan lukisan-lukisan, lengkap dengan jendela besar yang menghadap alun-alun. Konon, jendela besar inilah yang digunakan untuk melihat hukuman mati para tahanan yang dilakukan di tengah alun-alun.

Ruang Bawah Tanah

Yang tidak kalah penting pada bangunan ini adalah, penjara bawah tanah para tahanan yang melawan pemerintahan Belanda. Terdiri dari 5 ruangan sempit dan pengap dengan bandul besi, sebagai belenggu kaki para tahanan.

Konservasi di Museum Fatahillah 


Museum Batavia Lama ini dibuka untuk umum pada tahun 1939. Pada masa kemerdekaan museum ini berubah menjadi ”Museum Djakarta Lama” di bawah naungan LKI (Lembaga Kebudayaan Indonesia) dan selanjutnya pada tahun 1968 ”Museum Djakarta Lama” diserahkan kepada PEMDA DKI Jakarta. Gubernur DKI Jakarta pada saat itu -Ali Sadikin- kemudian meresmikan gedung ini menjadi Museum Sejarah Jakarta pada tanggal 30 Maret 1974. Untuk meningkatkan kinerja dan penampilannya, Museum Sejarah Jakarta sejak tahun 1999 bertekad menjadikan museum ini bukan sekedar tempat untuk merawat, memamerkan benda yang berasal dari periode Batavia, tetapi juga harus bisa menjadi tempat bagi semua orang baik bangsa Indonesia maupun asing, anak-anak, orang dewasa bahkan bagi penyandang cacat untuk menambah pengetahuan dan pengalaman serta dapat dinikmati sebagai tempat rekreasi.

        Terdapat beberapa kerusakan yang ada di Museum Fatahillah
         
         - Kerusakan Fisik
             
           Kerusakan ini disebabkan oleh faktor alam seperti air hujan, angin dan panasnya matahari. kerusakan yang disebabkan oleh faktor ini sehingga mengakibatkan tampak rapuh dan kusam. Selain itu komponen bahan bangunan dari kayu seperti pintu kayu, jendela, dan sebagainya juga rusak akibat faktor ini.
        
         - Kerusakan Mekanis
         
                   Kerusakan ini disebabkan faktor konstruksi dan struktur bangunan itu sendiri maupun faktor dari luar. Saat ini, bangunan bersejarah Museum Sejarah Jakarta atau yang lebih dikenal dengan Museum Fatahillah yang mendapat perhatian lebih. Perhatian lebih ini diwujudkan dengan melakukan renovasi dan konservasi tehadap museum yang terletak di Jakarta Barat ini.

 Tindakan konservasi

Kegiatan Konservasi yang harus dilakukan adalah kegiatan yang sama dengan kegiatan yang sudah dilakukan oleh pemerintah :

  •       Dengan cara menggunakan cat anti rayap agar benda-benda yang terbuat dari kayu tidak lapuk dan dimakan rayap.
  •      Memerhatikan bangunan bukan hanya melakukan konservasi di luar bangunan tetapi di dalam juga.
  •       Mengadakan sosialisasi terhadap pedagang-pedagang kaki lima yang memakai lapak disana untuk berjualan agar membersihkan sampah-sampah yang ditimbulkan dari usahanya.
  •      Sosialisasi dengan masyarakat menghimbau masyarakat untuk tidak buang air kecil sembarangan di pinggir bangunan, dilarang mencoret dinding bangunan, dan dilarang untuk membuang sampah di  areal bangunan. Pemerintah juga harus mengadakan tempat sampah yang ekstra.
Ilustrasi Museum Fatahillah 


             Kesimpulan

Pusat Kota Batavia terletak di bekas Balai Kota yang kini menjadi Museum Sejarah Jakarta/ Museum Fatahillah. Pada masa selanjutnya, gedung ini sempat mengalami beberapa kali peralihan fungsi. Gedung ini pernah berfungsi antara lain sebagai Kantor Pemerintah Provinsi Jawa Barat (1925-1942), kantor pengumpulan logistik Dai Nippon (1942-1945), markas Komando Militer Kota/Kodim 0503 Jakarta Barat (1952-1968). Baru pada tahun 1968, gedung secara resmi diserahkan kepada Pemda DKI Jakarta pada 1968 dan diresmikan sebagai Museum Sejarah Jakarta atau yang lebih dikenal dengan Museum Fatahillah pada tanggal 30 Maret 1974 oleh Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin.
Konservasi yang dilakukan pada bangunan ini lebih terlihat ini di sebabkan jakarta yang mulai menyadari pentingnya identitas kota. Akan tetapi kesadaran masyarakat masih belum maksimal akan kesadaran pentingnya bangunan bersejarah. Dengan sosialisasi yang terus berbenah bukan tidak mugkin semua akan lebih baik, masyarakat akan lebih sadar dengan pentingnya bangunan bersejarah sebagai identitas kota.




Daftar Pustaka

        http://id.m.wikipedia.org/wiki/Museum_Fatahillah
        http://satupedang.blogspot.co.id/2015/02/sejarah-gedung-museum-fatahillah.html?m=1
        http://www.indonesiakaya.com

4 komentar:

  1. CUKUP MENARIK, mungkin bisa diperbaiki beberapa typos error dan pemakaian huruf Kapital untuk penyebutan nama2 tempat, seperti mis: Museum Fatahillah (IM)

    BalasHapus
  2. cukup menarik, meski kurang panjang artikelnya

    BalasHapus
  3. youtube.com ▷ youtube.com Videoslots - VIVENNA - vIVENNA - Videoodl.cc
    YouTube - Videoslots - VIVENNA · Find VideoLots videoslots on VIVENNA. Find more videoslotsvideoslots like this from VIVENNA. youtube mp4

    BalasHapus